Judul | : | Hubungan Antar Preeklamsia Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Bersalin Az-Zahra RSUD Haji Makassar |
Penulis | : | 163010068 - Suriani |
Program Studi | : | S1 Ilmu Keperawatan |
Tanggal | : | 26 Oktober 2020 |
Abstrak | : | Suriani. 2020. HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG BERSALIN AZ-ZAHRA RSUD HAJI MAKASSAR TAHUN 2020 (Dibimbing oleh Hamdayani dan Wahyuningsih). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui hubungan Antara Preeklamsia Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Bersalin Az-Zahra RSUD Haji Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional study. Besar sampel 74 responden ibu yang mengalami preeklamsia. Penelitian ini menggunakan metode uji statistik yaitu uji Kai Kuadrat (Chi Square) dengan kemaknaan (0,05). Didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Preeklamsia pada responden ibu hamil di ruang Az-Zahra RSUD Haji Makassar terbanyak adalah preeklamsia “Ringan” sebanyak 58 responden (78.4%), dan terendah adalah preeklamsia “Berat” sebanyak 16 responden (21.6%). 2) Berat badan bayi pada responden ibu hamil dengan kejadian preeklamsia di ruang Az-Zahra RSUD Haji Makassar terbanyak adalah “BBLR” sebanyak 59 responden (79.7%), dan terendah adalah “BBLSR” sebanyak 15 responden (20.3%). 3) Terdapat hubungan secara statistik bermakna antara preeklamsia dengan kejadian bayi BBLR. Dan dari hasil analisis statistik Chi- square antara preeklamsia dengan kejadian bayi BBLR, didapatkan nilai Sig. 0.000 < 0.05. Kesimpulan: (1) Preeklamsia pada responden ibu hamil di ruang Az-Zahra RSUD Haji Makassar terbanyak adalah preeklamsia “Ringan” sebanyak 58 responden (78.4%), dan terendah adalah preeklamsia “Berat” sebanyak 16 responden (21.6%). (2) Berat badan bayi pada responden ibu hamil di ruang Az- Zahra RSUD Haji Makassar terbanyak adalah “BBLR” sebanyak 59 responden (79.7%), dan terendah adalah “BBLSR” sebanyak 15 responden (20.3%). (3) Terdapat hubungan antara preeklamsia dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah pada ibu hamil di Ruang Az-Zahra RSUD Haji Makassar dengan nilai ? value= 0.000 < 0,05. Saran: 1) Bagi ibu hamil, agar dapat mengantisipasi tidak terjadi BBLR yaitu dengan dilakukan penyuluhan bagi ibu untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) secara teratur. 2) Bagi Instansi atau RSUD Haji Makassar, dapat menangani tepat dan adekuat pada ibu hamil dengan preeklamsia untuk mengurangi kemungkinan komplikasi kehamilan termasuk berat bayi lahir rendah. 3) Penelitian Selanjutnya, bagi peneliti selanjutnya yang mengambil masalah yang sama dapat lebih menganalisis secara rinci derajat preeklamsia dengan kejadian BBLR. Kata Kunci : Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Preeklamsia Pustaka : 44 Pustaka |
© SIAKAD VER.1.4